Selasa, 06 September 2016

What is IPAT?

Populasi manusia di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang mengikuti distribusi eksponensial. Populasi manusia yang semakin meningkat akan memberi dampak pada lingkungan pula. Peningkatan populasi manusia mengakibatkan kebutuhan mendasar, seperti kebutuhan akan konsumsi dan teknologi akan semakin meningkat juga. Manusia akan mendapatkan segala cara untuk dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Salah satu cara yang mungkin terjadi adalah eksploitasi sumber daya alam yang tersedia secara berlebihan. Pengeksploitasian sumber daya alam secara berlebihan mengakibatkan dampak kerusakan bagi lingkungan. Kerusakan lingkungan akan mengakibatkan dampak buruk bagi bumi, seperti pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim secara ekstrim.
Tingkat kebutuhan konsumsi dan teknologi sesungguhnya dapat dikendalikan. Persamaan I = P x A x T merupakan persamaan yang berfungsi untuk mengukur seberapa besar impact (dampak) yang dialami oleh lingkungan apabila adanya peningkatan population (populasi), affluence (kebahagiaan) dan technology (teknologi). Persamaan tersebut menimbulkan sedikit kerancuan mengenai affluence (tingkat kebahagiaan). Affluence memang hanya bisa dideskripsikan secara kualitatif, sehingga akan sulit jika kita menggunakan affluence sebagai kadar pengukur seberapa besar dampak yang dialami oleh lingkungan. Oleh karena itu persamaan di atas dapat dijabarkan lagi secara spesifik dengan SI (sustainability impact) = P x C/P (consumption per person) x I/C (impact per consumption). Tidak sedikit orang yang beranggapan terhadap persamaan tersebut apabila kadar konsumsi meningkat sebanyak dua kali lipat, sehingga dampak yang dialami lingkungan akan meningkat pula sebesar dua kali lipat dari semula. Pendapat tersebut pada awalnya memang tidak salah karena persamaan I = P x A x T menunjukkan tidak adanya saling ketergantungan terhadap ketiga faktor tersebut (population, affluence dan technology). Namun, pada kehidupan nyata ketiga faktor tersebut saling memengaruhi satu dengan yang lainnya. Pada kehidupan nyata peningkatan populasi sebuah negara tentunya akan memengaruhi pola dari konsumsi negara itu sendiri. Sebagai contoh, Manhattan merupakan daerah bagian dari Kota New York, namun dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan lebih rendah daripada rata-rata kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh Kota New York secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan penggunaan teknologi dan tingkat konsumsi daerah Manhattan lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada di Amerika. Berdasarkan contoh sebelumnya, maka dapat dituliskan kembali persamaan IPAT yang lebih tepat yaitu I = P(A,T) x A(P,T), T(P,A). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa ketiga faktor tersebut saling memengaruhi satu dengan yang lainnya.
Persamaan IPAT dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang dialami oleh lingkungan pada masa lampau. Akan tetapi, persamaan IPAT tidak dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi seberapa besar dampak yang dialami oleh lingkungan di masa yang akan datang. Terdapat 4 alasan yang menjadikan persamaan IPAT tidak dapat digunakan di masa yang akan datang:
1.      Faktor-faktor yang terdapat pada persamaan IPAT tidak memiliki sifat saling ketergantungan.
2.      Adanya pemikiran bahwa semakin banyak populasi pada suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut makmur dan sangat menikmati hidupnya.
3.      Konsumsi yang semakin meningkat juga menunjukkan bahwa negara tersebut makmur dan masyarakatnya mengalami perkembangan yang baik. Selain itu konsumsi yang semakin meningkat menunjukkan bahwa kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, hak asasi dan kebahagiaan dari sebuah negara telah terjamin.

4.      Tingkat konsumsi yang berbeda setiap tahunnya juga merupakan salah satu alasan mengapa persamaan IPAT tidak dapat dijadikan alat tolak ukur untuk mengetahui dampak kerusakan lingkungan di masa mendatang.                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar