Rabu, 23 November 2016

Sustainability Study Cases

Bagi kalian yang ingin tahu apa itu Sustainability dan penerapannya, kamu bisa klik link di bawah ini.

https://drive.google.com/file/d/0BzTAcxjwoHabNlZBLURua0xVZU0/view?usp=sharing

Marketing Study Cases

Case Study 7                                                                                                            
Starbucks: Just Who is The Starbucks Customers?
1.      Using the full spectrum of segmentation variables, describe how Starbucks initially segmented and targeted the coffee market?
Target awal dari Starbucks adalah orang-orang menengah ke atas, terpelajar, dan professional. Starbucks lebih menragetkan kepada wanita yang berumur antara 24 – 44 tahun. Sementara untuk segmentasi pasar awal dari Starbucks adalah dengan menggunakan demographic segmentation, yang merupakan segmentasi berdasarkan umur, gender, pendapatan, dan edukasi.
Melalui segmentasi pemasaran dan menggunakan target awal, Starbucks mampu untuk memenuhi misinya yaitu dengan membuka 10.000 toko baru dalam jangka waktu empat tahun pertama. Hal tersebut bisa dicapai oleh Starbucks, dikarenakan Starbucks mampu memberikan nilai tambah bagi konsumen setianya. Starbucks menawarkan “Starbucks Experience” dimana konsumen diberi nilai tambah melainkan hanya membeli kopi saja dan pulang, seperti pelayanan servis yang memuaskan, pelayanan barista yang ramah, suasana tempat yang nyaman, serta letak gerainya yang hampir berdekatan dengan rumah atau tempat kerja konsumen.
2.      What changed first—the Starbucks customer or the Starbucks Experience? Explain your response by discussing the principles of market targeting.
Berdasarkan studi kasus di atas, perubahan pertama kali yang dirasakan oleh Starbucks adalah perubahan pelanggan kopi. Pada awalnya target pelanggan Starbucks adalah orang menengah ke atas dengan level pendidikan yang tinggi. Akan tetapi seiring dengan perkembangan gerai Starbucks yang jumlahnya meningkat pesat, maka konsumen menengah ke bawah juga secara tidak langsung juga menjadi target dari Starbucks sendiri. Semakin banyaknya gerai yang dibuka oleh Starbucks dan target konsumen yang tidak lagi menengah ke atas menjadikan “Starbucks Experience” lama kelamaan berubah. Hal tersebut mengakibatkan konsumen lama Starbucks tidak merasakan lagi nilai yang ditawarkan oleh Starbucks di samping hanya menjual kopi, seperti keramah-tamahan barista dan juga tempat yang menyediakan ruangan nyaman telah berubah menjadi tempat yang hanya memiliki fungsi untuk membeli kopi dan pulang. Berdasarkan prinsip dari target pasar, Starbucks telah mengesampingkan target awal konsumen yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.       
3.      Based on the segmentation variables, how is Starbucks now segmenting and targeting the coffee market?
Target pasar baru dari Starbucks yakni Starbucks ingin menjangkau konsumen lebih luas lagi tanpa memikirkan keadaan demografiknya (status sosial, umur, gender yang lebih spesifik). Starbucks pada saat ini menargetkan konsumennya ke arah segmen psikografis (psychographic), seperti gaya hidup, ketertarikan orang terhadap sesuatu, dan strata sosial. Selain itu segmentasi dari Starbucks yang baru juga mengarah ke segmen geografisnya, seperti kota, negara, lingkungan tempat tinggal, dan sebagainya).
Adapun dari arah segmentasi Starbucks yang lebih mengarah ke psikografis, membuat Starbucks menyediakan fasilitas tambahan seperti WiFi gratis bagi para penikmat kopi yang ingin menikmati di gerai Starbucks tersebut. Selain itu dengan memerhatikan segmen geografis, maka Starbucks tidak harus membuka gerai yang letaknya ramai di antara tempat kerja dan tempat tinggal konsumen.
4.      Will Starbucks ever return to the revenue and profit growth that it once enjoyed? Why or why not?
Ya, Starbucks kembali menikmati keuntungan seperti saat Starbucks belum mengalihkan arah segmentasi mereka. Hal tersebut dikarenakan Starbucks telah banyak melakukan inovasi mengenai pandangan konsumen yang menganggap bahwa Starbucks merupakan produk yang mahal. Selain melakukan pengurangan terhadap harga yang ditawarkan, Starbucks melakukan penawaran inovasi paket pelengkap kopi tersebut, seperti roti, camilan, sandwich, dan lain sebagainya.
Selain itu Starbucks juga menawarkan tiga inovasi baru yang bertujuan untuk meningkatkan penjualannya. Inovasi pertama adalah memberi harga khusus bagi konsumen yang berniat membeli kopi namun tidak memiliki waktu untuk ke gerai Starbucks, sehingga Starbucks bekerja sama untuk mendistribusikan produknya ke toko grosir. Inovasi kedua yang dilakukan oleh Starbucks adalah dengan menambah varian rasa kopi, seperti karamel, vanilla, dan cinnamon sehingga hal tersebut dapat meminimalisir kebosanan yang dialami oleh konsumen. Inovasi ketiga yang dilakukan oleh Starbucks adalah dengan memberi brand yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa Starbucks bukan merupakan produk yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan menengah ke atas saja.

Case Study 8                                                                                                            
Las Vegas: What’s not Happening in Vegas
1.         Given all the changes in the branding strategy for Las Vegas over the years, has the Vegas brand had a consistent meaning to consumers? Is this a benefit or a detriment to the city as it moves forward?
Strategi branding yang dilakukan oleh Las Vegas sempat mengalami sekali perubahan yakni perubahan nama “What happens in Vegas, stay in Vegas” berubah menjadi “Vegas bound”. “vegas bound” merupakan pengertian dari tempat beristirahat untuk orang-orang yang ingin melepas penat setelah bekerja. Perubahan nama brand menjadi “vegas bound” hanya bertahan selama beberapa waktu saja. Hal tersebut dikarenakan banyak orang telah berkesan dengan Las Vegas sebagai pusat hiburan bagi para pria dewasa dan tempat perjudian. Perubahan yang terus dilakukan oleh Las Vegas bagi nama brand mereka tentu dapat memberi dampak negatif. Hal tersebut dikarenakan perubahan strategi branding akan memengaruhi jumlah orang yang akan berkunjung ke Las Vegas.
2.         What is Las Vegas selling? What are visitors really buying? Discuss these questions in terms of the core benefit, actual product, and augmented product levels.
Core benefit: Keuntungan yang didapatkan konsumen adalah suatu kebebasan yang tidak mungkin untuk didapatkan seseorang di tempat lain.
Actual product: Produk actual atau produk nyata yang ditawarkan Las Vegas sendiri adalah brand mereka yang terkenal dengan tempat-tempat hiburan bertaraf internasional, hotel dan kasino bintang lima, restoran dengan koki terbaik, dan pusat perbelanjaan terlengkap dan memiliki barang-barang yang berkualitas tinggi.
Augmented product: Produk tambahan lain yang ditawarkan Las Vegas kepada pengunjung adalah pelayanan atau servis memuaskan yang didapatkan pengunjung saat menginap di hotel, dan jaminan bonus yang bisa didapatkan saat bermain di kasino.
3.         Will the most recent efforts by the LVCVA continue to work? Why or why not?
Menurut saya usaha yang harus tetap dilakukan oleh LVCVA adalah mempertahankan brand “vegas bound”. Hal tersebut dikarenakan brand “vegas bound” telah sukses merubah citra Las Vegas yang semula hanya ditujukan bagi pria dewasa untuk menikmati hiburan yang tidak dapat ditemukan di daerah lain menjadi hiburan mewah untuk seluruh kalangan yang tidak mungkin didapatkan di daerah lain. Oleh karena itulah sebaiknya brand “vegas bound” menjadi brand utama bagi Las Vegas untuk dapat meningkatkan jumlah pengunjungnya.
4.         What recommendations would you make to LVCVA managers for Las Vegas’ future?
Menurut saya rekomendasi untuk manajer LVCVA adalah tetap mempertahankan slogan “vegas bound” sebagai slogan utama. Hal tersebut dikarenakan slogan tersebut memiliki makna untuk mengajak seluruh kalangan untuk menikmati hiburan mewah yang tidak mungkin didapatkan di daerah lain bukan melainkan menonjolkan hiburan yang khusus bagi para pria dewasa saja.


Case Study 9                                                                                                              
Samsung: From Gallop to Run
1.        How was Samsung able to go from copycat brand to product leader?
Hal tersebut dikarenakan CEO Samsung membuat strategi baru dalam manajemennya. Strategi baru yang dijalankan adalah “top to bottom” pada seluruh bagian di perusahaan Samsung. Tujuan dari penerapan strategi itu adalah untuk menjadikan Samsung sebagai merk unggulan. Samsung juga memperkerjakan desainer-desainer baru untuk menciptakan produk yang fresh untuk meghasilkan produk yang dapat ditargetkan kepada orang yang berpenghasilan tinggi atau kalangan menengah ke atas. Selain itu Samsung juga memegang julukan “lifestyle works of art” dimana julukan tersebut mengartikan bahwa Samsung merupakan perusahaan yang memproduksi produk-produk yang inovatif dalam misinya. Oleh karena itulah Samsung telah berubah dari perusahaan yang hanya meniru produk perusahaan lain menjadi perusahaan pencipta barang atau produk inovatif baru.
2.        Is Samsung’s product development process customer centered? Team based? Systematic?
Ya, proses pengembangan produk Samsung didasarkan terhadap tiga faktor, yakni konsumen, proses produksi yang sistematis, dan berdasarkan pada tim. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing faktor yang memengaruhi dalam proses pengembangan produk Samsung.
a.       Konsumen
Produk yang diproduksi oleh Samsung mampu secara keseluruhan menciptakan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pendapatan dari Samsung pada tahun 2009 yang mencapai keuntungan sebesar $8.3 milyar dolar. Kepuasan konsumen dapat tinggi, dikarenakan produk yang diciptakan oleh Samsung merupakan produk inovatif dengan memerhatikan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumennya.
b.      Proses produksi yang sistematis
Proses produksi yang sistematis sangat penting bagi pengembangan produk oleh Samsung. Hal tersebut dikarenakan pengembangan produk yang dilakukan secara sistematis dapat membantu perusahaan dalam menciptakan ide inovatif.
c.       Kerja berdasarkan tim
Samsung memang perusahaan yang mengutamakan kerjasama dalam suatu tim. Hal tersebut terbukti semenjak Samsung menggunakan strategi ”top to bottom” yang berarti tim yang terbentuk merupakan desainer muda dan para pekerja muda yang memiliki banyak sekali ide inovatif. Selain itu kemampuan Samsung dalam menjawab kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar juga merupakan kerjasama tim yang kompak, sehingga membuat Samsung mampu menjadi perusahaan berkelas yang memiliki daya saing tinggi.
3.        Based on the PLC, what challenges does Samsung face in managing its high-tech products?
Tantangan yang dihadapi oleh Samsung adalah teknologi yang mereka buat saat ini tidak akan bertahan selamanya, sehingga Samsung menganut strategi “Mabuljungje” yang berarti jika telah berhasil membuat suatu lompatan yang besar, maka hal yang harus dilakukan adalah terus bergerak dan berkembang. Samsung menghadapi empat tantangan pada setiap tahapan yang mungkin muncul, yakni.
a.       Pengembangan produk (product development): Tantangan pada tahapan ini adalah bagaimana Samsung menciptakan produk inovatif dengan teknologi tinggi dan dengan harga yang tinggi pula, namun juga mengajak konsumen untuk mau membelinya. Oleh karena itu, pada tahap ini perlu dipikirkan secara matang dalam penentuan harga yang tepat sesuai dengan teknologi yang digunakan dan pemilihan target maupun segmentasi juga perlu dilakukan secara baik.
b.      Perkenalan (introduction): Setiap produk inovatif tentu memiliki tantangan dalam tahap pengenalan awalnya. Hal tersebut dikarenakan untuk memperkenalkan produk baru tentu diperlukan biaya yang tinggi pula untuk biaya promosi.
c.       Pertumbuhan (growth): Tantangan yang dihadapi dalam tahapan ini adalah respon dari konsumen mengenai produk inovatif yang diciptakan akan sangat memengaruhi tingkat penjualan dari produk Samsung itu sendiri.
d.      Pendewasaan (maturity): Tantangan pada tahapan ini adalah perilaku konsumen yang membeli akan tetap atau bahkan dapat menurun. Hal tersebut dikarenakan saat suatu produk telah berkembang menjadi produk dewasa, maka produk tersebut telah menjadi produk umum, sehingga akan menimbulkan suatu kejenuhan dan keinginan konsumen mengenai inovatif dari teknologi yang baru.
e.       Pengurangan jumlah pembelian (decline): Tantangan yang dihadapi adalah jumlah pembelian produk yang berkurang secara signifikan, sehingga keuntungan yang didapat juga berkurang.
4.      Will Samsung likely achieve its goals in markets where it does not dominate, such as smartphones? Why or why not?
Menurut saya, produk Samsung akan perlahan tapi pasti akan menguasai pasar. Namun Samsung perlu melakukan inovasi lebih banyak lagi dan juga menetapkan harga secara lebih tepat. Hal tersebut sangatlah memengaruhi keberhasilan Samsung dalam menjaga keberlangsungan perusahaan mengingat zaman yang telah berkembang dengan cepat menuntut perusahaan harus bersaing pula untuk mendapatkan konsumen. Sebagai contoh produk smartphone yang ada di pasaran, seperti Apple dan Xiaomi mampu terus berinovasi untuk mendapatkan konsumennya. Sebagai contoh Apple mampu menciptakan brand tersendiri bagi produknya yaitu ergonomis, inovatif, elegan, dan bahan yang digunakan juga berkualitas. Selain itu perusahaan baru seperti Xiaomi juga menawarkan smartphone dengan harga yang sangat terjangkau namun teknologi yang digunakan pada smartphone mereka hampir sama dengan teknologi inovatif yang ditawarkan oleh Samsung.
    








Rabu, 26 Oktober 2016

Jet Blue

Jet Blue merupakan usaha yang bergerak di bidang penerbangan. Usaha ini didirikan pada tahun 1999 Februari oleh David Neeleman. Nama awal dari Jet Blue adalah “NewAir”. Ide dari perusahaan ini bermula dari para pekerja Southwest Airlines dimana mereka menginginkan biaya penerbangan yang rendah dengan fasilitas TV dan radio di setiap bangku penumpang. Kesuksesan Jet Blue dicapai pada bulan September pada tahun yang sama. Jet Blue telah melakukan 75 kali pemberangkatan dan pendaratan di bandara internasional John F Kennedy yang merupakan bandara paling penting dan ramai. Pada 11 Februari 2000 perusahaan melakukan penerbangan perdana antara JFK dan Fort Lauderdale. Sejak saatb itulah Jet Blue mulai untuk menambah rute penerbangan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanannya.
Pada Desember di tahun yang sama, pelanggan Jet Blue menacapai 1 juta pelanggan dengan keuntungan yang mengalir mencapai $100 juta. Pada tanggal 1 Januari 2003 Jet Blue telah melayani 10 juta pelanggan dan keuntungan bersih yang mencapau $54,9 juta pada tahun 2002. Pada tahun 2006 Jet Blue menderita kerugian, sehingga keuntungan bersih menjadi $42,2 juta. Pada tahun 2007 Jet Blue mengumumkan perluasan tujuan wilayah penerbangan ke daerah, seperti Aruba, Bermuda, Cancun, Nassau, Aguadilla, Ponce, San Juan, Santiago y Santo Domingo (Dominician Republic). Keberhasilan dari Jet Blue dikarenakan Jet Blue memiliki hubungan struktur organisasi yang kuat, sehingga pekerja di Jet Blue mencintai pekerjaannya dan hal itulah yang membuat penumpang turut senang menggunakan jasa Jet Blue.
Sekarang Jet Blue sedang mengalami kesuksesan yang besar dalam industry penerbangan. Hal tersebut membuat Jet Blue harus selalu menjaga dan mempertahankan performa baik mereka dalam melayani konsumen. Jadi, Jet Blue selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen, namun muncul beberapa pertanyaan mengenai bagaimana Jet Blue tetap menjaga kepuasan para konsumennya dan strategi apa yang Jet Blue gunakan demi menjaga kepuasan para konsumennya. Perusahaan yang mengalami perkembangan pesat berarti perusahaan lebih banyak memiliki pekerja dan juga lebih banyak pelanggan. Hal inilah juga yang menjadi pertanyaan besar bagaimana Jet Blue mempertahankan budaya hubungan organisasi yang kuat di antara banyaknya jumlah pekerja yang memiliki karakteristik dan budaya kerja yang berbeda-beda. Selain itu hal yang juga menjadi pertanyaan adalah bagaimana Jet Blue mempertahankan tarif penerbangan yang rendah namun dengan kualitas pelayanan yang tinggi.
Ketika berpikir mengenai bagaimana cara mempertahankan Jet Blue dan strategi yang telah dibuat, maka sangatlah penting untuk mengidentifikasi elemen kunci yang menjadikan Jet Blue sebagai perusahaan besar. Elemen kunci yang dimaksud adalah kualitas pelayanan konsumen, inovasi yang ditawarkan, teknolodi dan budaya perusahaan. Sangatlah penting untuk mengklarifikasi masing-masing mengenai elemen kunci yang telah disebutkan. Di antara elemen-elemen yang telah disebutkan, Jet Blue menawarkan teknologi yang termasuk dalam penerbangan, seperti TV dengan berbagai macam pilihan program music dan film. Selain itu, jarak ruang kaki yang luas menjadikan penerbangan menjadi lebih nyaman. Sekaranglah saatnya Jet Blue melakukan pemeriksaan secara konstan terhadap kualitas layar TV dan bangku, sehingga kepuasan konsumen dapat ditingkatkan lagi.
Jet Blue juga perlu untuk menambah pesawat untuk meningkatkan kapasitas penumpang. Selain itu makanan yang disediakan harus lebih bervariasi tidak hanya makanan gratis saja namun makanan yang sesuai dengan selera konsumen. Keuntungan menyediakan berbagai macam makanan adalah konsumen dapat terpuaskan dengan adanya berbagai macam makanan yang disediakan dan konsumen rela untuk membayar untuk itu. Banyaknya penerbangan internasional mengharuskan kru penerbangan Jet Blue menguasai lebih dari satu bahasa, sehingga kepuasan konsumen dapat meningkat. Di samping itu, hubungan organisasi yang kuat juga harus di antara kru penerbangan Jet Blue harus ditunjukkan. Hubungan organisasi yang kuat menjadikan pelayanan yang dilakukan oleh kru penerbangan kepada penumpang menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan kepuasan penumpang.
Jet Blue harus memerhatikan kebutuhan, keinginan dan pemintaan yang diinginkan kepada Jet Blue, sehingga reputasi Jet Blue di kalangan konsumen menjadi semakin meningkat. Kebutuhan mendasar yang dibutuhkan oleh konsumen Jet Blue adalah rasa cinta atau rasa memiliki. Rasa cinta dan rasa memiliki menunjukkan bahwa perusahaan harus memerhatikan setiap waktu kondisi yang diinginkan oleh konsumen. Rasa cinta dan rasa memiliki yang ditunjukkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa seakan-akan konsumen Jey Blue dianggap menjadi bagian dari keluarga besar perusahaan. Di sisi lain, keinginan yang diinginkaan oleh konsumen seakan-akan hanya dimiliki oleh Jet Blue saja. Sebagai contohnya, perusahaan dapat mempertimbangkan ide untuk menambah jarak ruang di setiap tempat duduk pesawat, sehingga hal tersebut dapat membuat konsumen nyaman dalam melakukan penerbangan bersama Jet Blue. Selain itu ide untuk memberi camilan dan bagasi pertama secara gratis kepada para penumpang juga dapat dipertimbangkan, sehingga hal tersebut membuat konsumen hanya ingin menggunakan jasa dari Jet Blue untuk transportasi penerbangan mereka. Permintaan dari konsumen sangat jelas yaitu pelayanan yang memuaskan dengan harga yang rendah dan menciptakan pengalaman terbang yang berkesan bagi penumpang saat menggunakan jasa Jet Blue. Jadi, kesimpulan dari pernyataan mengenai kebutuhan, keinginan dan permintaan dari Jet Blue adalah peningkatan kualitas pelayanan secara konstan dan berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jet Blue harus bekerja sebagai tim dengan departemen pemasaran untuk mencari kebutuhan, keinginandan permintaan konsumen yang dimiliki sekarang dan di masa mendatang.
Setelah terjadinya peristiwa badai pada tahun 2007 (hari Valentine) Jet Blue menderita kerugian untuk kembali mendapatkan rasa kepercayaan penumpang yang menggunakan jasa penumpang pada saat itu. Jet Blue menghadapi tantangan besar dengan membuat inovasi pada bagian pelayanan konsumen dan pengalaman penerbangan, membangkitkan citra perusahaan yang sempat menjadi bahan ejekan di salah satu talk show di TV menjadi salah satu jasa penerbangan yang dapat memberikan kepuasan lebih kepada konsumen dan penumpang. Membuat banyak perubahan dan memperkenalkan produk baru merupakan bagian dari rencana yang diusung oleh Jet Blue. Mengajarkan secara perlahan kepada para pekerja tentang nilai inti dari Jet Blue, seperti integritas, kenyamanan, kesukaan, dan penjiwaan untuk dapat berkontribusi secara penuh terhadap rencana tersebut. Jet Blue memiliki fasilitas Wi-Fi gratis dan layanaan pengiriman dan penerimaan e-mail dan pesan singkat di udara. Tidak hanya itu, Jet Blue juga memiliki TV di ruang tunggu mereka serta layer LCD yang ditempatkan di bagian belakang di setiap tempat duduk penumpang. Jet Blue juga menambahkan ruang kaki yang lebih luas dan pemberian camilan terbaik untuk membuat penerbangan menjadi lebih nyaman.
Konsep manajemen pemasaran dari Jet Blue yang paling baik untuk diterapkan adalah konsep pemasaran. Hal tersebut dikarenakan Jet Blue hanya ingin menjaga hubungan dengan para konsumennya setiap waktu, sehingga Jet Blue memiliki beberapa akun Twitter dengan berbagai macam tujuan untuk satu informasi. Sekarang Jet Blue memiliki akun Twitter tambahan yang berisi tentang waktu penerbangan dan informasi ketersediaannya.
Jet Blue adalah jasa penerbangan yang memiliki slogan “Happy Jetting”. Slogan tersebut memiliki makna mengenai perubahan tentang konsep penerbangan pada umumnya. Hal tersebut dilakukan dengan cara menaruh perhatian khusus pada kepuasan konsumen dengan cara, seperti menawarkan tempat duduk yang nyaman dengan ruang kaki yang luas, memberikan makanan dan camilan secara gratis, layar LCD di setiap tempat duduk penumpang, layanan pengiriman dan penerimaan e-mail dan pesan singkat di udara. Layanan tersebut telah menciptakan citra Jet Blue sebagai jasa penerbangan yang menyediakan biaya yang murah namun dengan pelayanan yang memuaskan. Perusahaan telah berusaha yang terbaik dalam menyediakan pelayanannya dan menciptakan momen yang tak terlupakan bagi penumpang yang menggunakan jasa Jet Blue.

Jet Blue sangat ingin untuk melanjutkan kesuksesan mereka dalam membangun hubungan baik dengan konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya kebijakan yang bertujuan untuk mempertahankan kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan yang tidak diganti akan tetapi terus diperbaiki atau dikembangkan. Jet Blue telah mendapat julukan sebagai usaha jasa penerbangan yang memiliki biaya murah secara 8 tahun berturut-turut. Komitmen Jet Blue untuk mempertahankan kepuasan konsumen juga dibuktikan dengan meski pergantian presiden dilakukan, namun kualitas pelayanan tetap terus dipertahankan. Mr Hayes merupakan presiden Jet Blue yang baru sangat peduli bahwa kunci sukses yang utama adalah memperhatikan hubungan perusahaan dengan konsumen. Oleh karena itu, Jet Blue telah memerhatikan hubungan dengan konsumen tidak hanya pada masa sekarang namun untuk masa mendatang juga.         

Trap Ease

Sekelompok investor bergabung untuk membentuk perusahaan “Trap Ease” America pada bulan Januari. Dipasarkan: National Grocery, Hardware, Drug chains (Safeway, Kmart, Hechingers, dan CB Drug). Martha sold perangkap tikus ini langsung ke retailer (penjual yang menjual langsung ke konsumen). Perangkap dijual satu paket isi dua dengan harga retail $2,49. Harga tersebut 5 hingga 10 kali lebih mahal dari perangkap yang biasa. Biaya pembuatan dari perangkap, termasuk biaya pengepakan sekitar 31 sen per unitnya. Perusahaan membayar tambahan sebesar 8,2 sen untuk biaya royalti. Martha ingin menjual produknya dengan harga 99 sen untuk setiap unitnya (2 unit untuk satu paket) dan diperkirakan setelah penjualan dan pemberian diskon, Trap Ease akan memeroleh keuntungan bersih dari retailers sebanyak 75 sen per unitnya.
Untuk mempromosikan produknya, Martha memiliki budget perkiraan sebanyak $60.000 untuk tahun pertama. Dia merencanakan untuk menggunakan $50.000 dari total budget untuk biaya perjalanan pameran di beberapa kota dan $10.000 untuk biaya iklan. Martha memperkirakan bahwa pada penjualan pertama sebanyak 5 juta unit, namun hingga awal pemasaran produk hingga bulan April produk yang terjual hanya beberapa ratus ribu unit saja. Martha mulai memikirkan cara untuk bagaimana meningkatkan penjualan produk perangkap tikus ”Trap Ease”, sehingga membuat investor menjadi senang.
Berdasarkan permasalahan “Trap Ease” pada kasus di atas, maka terdapat beberapa langkah untuk mengevaluasi kesempatan untuk meningkatkan kuantitas penjualan produk “Trap Ease” tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi keinginan konsumen terhadap suatu produk dan kebutuhan konsumen saat ini. Langkah kedua adalah mengukur seberapa puaskah konsumen terhadap produk “Trap Ease”. Kepuasan konsumen dapat diukur melalui kebersihan dan keamanan yang ditimbulkan oleh produk “Trap Ease” tersebut. Langkah ketiga adalah mengidentifikasi seberapa besar pangsa pasar yang akan dituju oleh produk “Trap Ease” tersebut. Penentuan seberapa besar pangsa pasar yang akan dituju harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti siapa sasaran yang dituju untuk membeli produk ini, jenis produk apa dari beberapa jenis perangkap tikus yang nantinya akan konsumen beli, harga yang ditawarkan untuk beberapa jenis perangkap tikus, bagaimana cara produk ini dijual kepada konsumen bagaimana cara atau dengan cara apa biasanya konsumen menghadapi permasalahan tikus yang ada di rumah. 
Peningkatan penjualan produk “Trap Ease” dapat dicapai dengan cara penentuan misi secara jelas. Misi yang dapat diusung oleh produk “Trap Ease” adalah perusahaan “Trap Ease” America menyediakan inovasi perangkap tikus baru untuk mengatasi permasalahan tikus dengan cara yang tidak menimbulkan polusi atau pencemaran lingkungan. Martha telah mengidentifikasi target atau pangsa pasar yang dituju sebelumnya dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pangsa pasar yang dituju adalah wanita atau ibu rumah tangga. Pada umumnya ibu rumah tangga merupakan sosok yang tidak suka melihat kekotoran yang ditimbulkan oleh perangkap tikus yang lama. Selain itu ibu rumah tangga memiliki perhatian yang tinggi untuk masalah kebersihan dan keamanan untuk anaknya dan hewan peliharaan, sehingga perangkap tikus tradisonal menjadi pilihan terakhir bagi ibu rumah tangga untuk mengatasi hama tikus yang ada di rumah. Hal tersebut dikarenakan jika perangkap tikus tradisonal berhasil untuk menangkap tikus, maka polusi dari tikus yang mati dapat membawa wabah penyakit yang berbahaya bagi anak dan hewan peliharaan.
Pangsa pasar lainnya yang bisa dituju oleh “Trap Ease” selain ibu rumah tangga adalah penyimpanan makanan, restoran, perusahaan pembuatan makanan dan laboratorium penelitian. Berikut ini merupakan penjelasan mengapa pangsa pasar diatas dapat dituju oleh produk “Trap Ease”.
a.       Penyimpanan makanan: merupakan tempat yang sangat menarik untuk dituju oleh hama tikus.
b.     Restoran: merupakan tempat rumah makan, selain itu banyak sekali bahan-bahan makanan yang terdapat di dapur restoran, sehingga penggunaan bahan kimia sangatlah dilarang karena dapat membahayakan kesehatan manusia yang memakannya.
c.       Perusahaan pembuatan makanan: tempat ini juga merupakan tempat yang sangat membutuhkan perlindungan untuk menghadapi hama tikus. Hal tersebut dikarenakan tempat ini harus selaly steril dan tidak boleh ada bahan kimia.
d.      Laboratorium penelitian: pada laboratorium penelitian biasanya peneliti menggunakan banyak tikus untuk subjek pengamatan, sehingga jika digunakan perangkap tikus tradisonal maka dapat menimbulkan kekotoan. Oleh katrena itu laboratorium penelitian merupakan pangsa pasar yang menjajikan menginat pada ruangan laboratorium harus selalu steril.
Produk “Trap Ease” dapat ditempatkan sebagai produk yang ramah lingkungan. Hal tersebut dikarenakan produk ini dapat digunakan ulang, sehingga hal tersebut akan mengurangi biaya dan membuat produk lebih terjangkau. Dengan menempatkan produk ini menjadi produk yang ramah lingkungan, maka permintaan pasar terhadap produk diharapkan juga dapat meningkat. Selain itu penempatan produk dapat dilakukan dengan cara menyediakan tim yang khusus untuk pelayanan konsumen. Tim pelayanan konsumen bertujuan untuk membantu kesulitan yang dihadapi oleh konsumen saat menggunakan produk “Trap Ease”. Tim pelayanan konsumen juga bertujuan untuk membentuk hubungan yang baik dan meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk “Trap Ease”.
Strategi marketing yang diusung oleh perusahaan “Trap Ease” merupakan strategi marketing mix. Marketing mix merupakan strategi pemasaran yang melibatkan 4P (product, place, price and promotion). Produk yang diusung adalah perangkap tikus yang inovatif. Harga yang ditawarkan adalah $2,99 per unit. Tempat yang dituju untuk penjualan produk adalah toko (retailer), supermarket Safeway, Kmart, Hechinger dan peralatan obat. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan “Trap Ease” adalah melalui pameran produk, iklan melalui majalah interior rumah dan secara langsung kepada publik.
Terdapat beberapa permasalahan yang dilakukan terhadap strategi marketing mix yakni permasalahan harga yang ditawarkan tergolong tinggi ketika dibandingkan dengan pesain “Trap Ease” dilihat sudut pandang konsumen, sehingga hal tersebut tidak memberi nilai tambah kepada produk yang dijual. Permasalahan kedua adalah toko (retailer) tidak diberikan motivasi secara langsung atau insentif tambahan dalam menjual produk “Trap Ease”. Permasalahan ketiga adalah promosi yang dilakukan melalui majalah tentang perlengkapan perabotan rumah kurang mengkomunikasikan kepada target pasar utama “Trap Ease”, yakni ibu rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan ibu rumah tangga merupakan golongan yang minortias jika dihadapkan dengan masalah perlengakapan perabotan rumah. Permasalahan selanjutnya adalah dari penjualan produk yang terbatas pada tempat, seperti tempat yang menyediakan peralatan pertukangan, toko bahan makanan dan toko obat. Hal tersebut mengakibatkan produk tidak dapat tertuju secara menyeluruh dan maksimal terhadap pangsa pasar yang dituju. Selain itu jadwal pengiriman produk yang tidak sampai tepat waktu kepada konsumen, menyebabkan ketidakpuasan konsumen terhadap produk “Trap Ease”.  
Pada zaman sekarang banyak perusahaan tak terkecuali “Trap Ease” yang dihadapkan dengan pesaing yang langsung dan pesaing yang tidak langsung. Pesaing langsung dari “Trap Ease” adalah semua perusahaan yang memproduksi perangkap tikus, sepeti d-CON, Victon, JT Eaton dan riddex. d-Con juga menawarkan produk perangkap tikus tanpa melibatkan kontak tangan secara langsung. Namun, d-CON menawarkan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan “Trap Ease”. Selain itu zaman sekarang perusahaan dihadapkan dengan perilaku pembelian yang menjadikan produk dengan kualitas rendah dan memiliki harga murah terjual dalam jumlah yang banyak. Selain itu racun untuk tikus dapat laku di pasaran meskipun dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan peliharaan. Sementara pesaing tidak langsung dari “Trap Ease adalah bahan pestisida yang digunakan untuk membasmi hama tikus, hewan peliharaan yang memangsa tikus dan pembasmi hama yang memanfaatkan gelombang suara (ultra sound repellent).
Peningkatan penjualan produk “Trap Ease” dapat dilakukan dengan cara membenahi strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Hal pertama adalah dengan cara memperkerjakan lebih banyak orang di departemen khusus pemasaran. Hal itu sangatlah penting dikarenakan perusahaan tidak bisa hanya membicarakan tentang keuntungan yang didapat jika memakai produk tersebut. Hal kedua adalah mengenai kemungkinan dari packaging untuk produk tersebut. Perusahaan mungkin bisa saja menyertakan umpan dengan alat perangkap tikus dalam satu paket sekaligus. Selain itu perusahaan mungkin bisa menyediakan paket pembelian untuk satu perangkap dan pembelian untuk dua perangkap sekaligus dalam satu paket dengan harga yang lebih murah. Hal tersebut bertujuan sebagai langkah penetrasi awal terhadap pangsa pasar yang dituju. Selain itu hal tersebut sangatlah membantu perusahaan dalam hal mendapatkan konsumen baru dan menarik konsumen untuk beralih dari produk perangkap tikus yang tradisonal. Hal yang terakhir adalah dengan cara memperkerjakan sales person yang bertujuan untuk mendatangi gerai-gerai dan rumah-rumah dan memberikan informasi mengenai produk serta mendemonstrasikan cara kerja produk kepada konsumen.
Penentuan prosedur pengendalian sangatlah dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan dari strategi pemasaran. Prosedur pengendalian harus dilakukan oleh perusahaan secara maksimal. Prosedur pertama yang dapat dilakukan adalah pengendalian mengenai sistem operasi dan strategi pemasaran yang dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk memonitor perkembangan dari tim pemasaran dan memastikan bahwa mereka telah menjalankan tujuan perusahaan dengan baik. Pengendalian ini sangat berguna untuk mengumpulkan informasi yang dapat membentuk strategi pemasaran yang baru ke depannya, sehingga hal tersebut dapat membangkitkan motivasi toko dalam menjual produk. Prosedur selanjutnya adalah dengan mengadakan penjamina mengenai barang yang dikirim. Perusahaan harus mampu menjamin jika produk tidak sampai dengan tepat waktu, maka perusahaan akan memberikan potongan harga untuk produk yang dikirim. Selain itu prosedur selanjutnya adalah perusahaan dapat menjual produk kepada penjual secara grosir. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan biaya khususnya biaya untuk promosi dari produk itu sendiri.

Senin, 24 Oktober 2016

LCA of Compact Desiccant Evaporative Cooling System

Life Cycle Assessment


1.    Goal and Scope Definition
Tujuan dari LCA dari Freesco adalah untuk menilai seberapa besar dampak penggunaan alat ini terhadap lingkungan dan efisiensi energy yang terjadi jika menggunakan alat ini dibandingkan dengan alat pendingin standar. Pada kasus ini, functional unit (satuan unit fungsional) yang dipakai adalah sebuah sistem yang dapat mentransfer energi panas (283 kW h/tahun) dan dapat mentransfer kebutuhan pendinginan (1199 kW h/tahun) pada bangunan perkantoran selama jam kerja kantor sepanjang 15 tahun. Batasan dari tahapan siklus hidup alat yang diamati adalah hanya pada tahap manufaktur (pembuatan), fase penggunaan alat dan pada saat pembuangan alat tersebut (end of life). Tahapan siklus hidup alat yang tidak dipertimbangkan karena keterbatasan informasi adalah fase instalasi dan perawatan, sistem transportasi yang digunakan dari tempat produksi hingga ke tempat pemasangan.
Berikut ini adalah kategori dari dampak yang digunakan untuk menghitung performansi energy dan sistem terhadap lingkungan.
a.       Global energy requirement (GER): Total energy global yang dibutuhkan.
b.      Climate change (CC): Perubahan iklim.
c.       Ozone depletion (OD): Penipisan lapisan ozon.
d.   Human toxicity non cancer effects (HTnce): Racun yang dapat membahayakan manusia (tidak menyebabkan kanker).
e.     Human toxicity cancer effects (HTce): Racun yang dapat membahayakan manusia (menyebabkan kanker).
f.        Particulate matter (PM): Polusi yang disebabkan oleh partikel, seperti debu, kotoran, asap dan sebagainya.
g.    Ionizing radiation HH (IRhh): Radiasi ionisasi yang membawa energy yang cukup untuk membebaskan electron dari atom atau molekul.
h.      Ionizing radiation E interim (IRe).
i.        Photochemical ozone formation (POF).
j.        Acidification (Ac): Proses perubahan menjadi asam.
k. Terrestrial eutrophication (TE): Pencemaran tanah yang disebabkan oleh berkembangnya organisme yang hidup di permukaan tanah secara tak terkendali.
l.        Marine eutrophication (ME): Pencemaran air laut. 
m.    Freshwater ecotoxicity (FEtox): Potensi yang berdampak pada pencemaran air.
n.      Land use: Penggunaan lahan.
o.      Water resource depletion (WRD): Pengurangan sumber daya air.
p.      Mineral resource depletion (MRD): Pengurangan sumber mineral.

2.    Life Cycle Inventory
Berikut ini merupakan dokumentasi dari persentase penggunaan dari masing-masing komponen yang menyusun suatu sistem alat tersebut.
a.       Baki penyerap (adsorbent beds) sebanyak 2.
b.      Baterai solar (solar batteries) sebanyak 2.
c.       Saluran/pipa udara.
d.      Kabel listrik.
e.       Pompa sebanyak 2.
f.        Solar photovoltaic thermal.
g.      Katup penutup sebanyak 2.
h.      Penyaring udara.
i.        Isolasi panas.
j.        Subsistem pendinginan dengan proses penguapan.
k.      Kotak.
l.        Saklar listrik.
m.    Papan control (control board).
n.      Dinamo motor servo.
o.      Kerangka dalam.
p.      Kerangka strukutrual utama.
q.      Tiang pendingin (cooling tower).
r.        Pipa ledeng.
s.       4-way trottoling valve.
t.        Kipas sebanyak 2.




Pada fase penggunaan terdapat proses pendinginan dan proses pemanasan. Studi kasus di Palermo, Sicily telah dilakukan untuk memonitor energy yang dihasilkan pada proses pendinginan dan proses pemanasan terhadap suatu ruangan. Berikut ini merupakan tabel hasil dari energy yang dihasilkan maupun energy yang dikonsumsi pada sebuah ruangan di Palermo, Silicily.



Studi kasus untuk proses pemanasan dilakukan selama 121 hari dan periode studi kasus pendinginan dilakukan selama 90 hari. Periode tersebut telah dipertimbangkan untuk menilai dampak yang ditimbulkan selamasatu tahun. Rata-rata dari hasil yang telah dimonitor digunakan untuk meramalkan kemungkinan performansi musiman dari seluruh proses pemanasan (12 jam satu hari) dan proses pendinginan (8 jam satu hari) untuk satu musim penuh. Untuk sepanjang tahun, 113,4 kW h dari total konsumsi energy digunakan untuk fase penggunaan dan hanya 24,9 kW h diambil dari jaringan listrik.
Pada fase end of life (akhir dari masa produk) telah dipertimbangkan mengenai daur ulang untuk bahan yang berbahan dasar kaca, pembuangan akhir untuk solar photovoltaic/thermal modules dan material berbahan silica, rockwool (media tanam secara hidroponik) dan cat.
  
3.    Life Cycle Impact Assessment
Semua dampak dari siklus hidup khususnya siklus konstruksi, penggunaannya dan akhir dari produk sistem Freescoo telah diinvestigasi. Berikut ini merupakan persentase dari masing-masing siklus hidup produk beserta dampak yang dihasilkan.


Berdasarkan tabel berikut dapat diketahui bahwa pada fase produksi merupakan fase yang paling banyak menyumbang dampak-dampak indicator kerusakan lingkungan. Fase produksi mencapai persentase sebesar 95% untuk indicator kerusakan lingkungan, seperti pengurangan sumber air, timbulnya racun pada air, pencemaran air, racun yang dapat menimbulkan efek kanker pada manusia dan racun yang tidak menimbulkan efek kanker kepada manusia. Semenjak fase konstruksi menjadi fase yang paling menyumbang terhadap dampak kerusakan lingkungan, maka diskusi lebih lanjut akan dilakukan pada fase ini. Komponen yang paling berdampak pada lingkungan adalah baki penyerap (adsorbent bed), baterai solar (solar batteries), sistem photovoltaic thermal (photovoltaic thermal system), penyaring udara (air filters), modul pendinginan yang memanfaatkan proses penguapan (evaporative cooling module), kerangka internal dan eksternal baja. Penjumlahan dampak dari komponen-komponen tersebut melebihi 85% dari total dampak terhadap seluruh indikator. Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap komponen terhadap dampak yang ditimbulkan.
a.       Pembagian tertinggi dari dampak yang ditimbulkan berhubungan dengan baki penyerap (adsorbent bed) yang berkisar dari 5,53% dari penipisan lapisan ozon hingga 22,85% dari penggunaan lahan.
b.  Untuk baterai solar (solar batteries) berkaitan dengan dampak racun yang dapat menimbulkan efek non kanker mencapai persentase sebesar 48,39%, pencemaran air sebesar 43,72% dan racun pada air sebesar 46,06%. Indikator lain mencapai kisaran persentase antara sebesar 10,80% dari racun yang dapat menimbulkan efek kanker hingga 27,85% untuk pengasaman (acidification).
c.   Sistem photovoltaic thermal berdampak untuk persentase antara 13,27% untuk racun yang tidak menimbulkan efek kanker pada manusia hingga 21,67 % dari pencemaran air laut.
d.    Alat penyaring udara (air filters) memiliki peran yang lebih sedikit semenjak dampak yang dihasilkan berkisar di antara 4,35% dari penipisan lapisan ozon dan hingga 6,70% dari total energy global yang diperlukan.
e.     Modul pendingin yang memanfaatkan proses penguapan memiliki dampak yang berkisar pada 9,18% dari photochemical ozone formation hingga 13,19% dari ionizing radiation E (interim).
f.     Kerangka luar baja memiliki dampak yang berkisar pada angka 3,81% dari racun yang menimbulkan efek non kanker pada manusia hingga 10,34% dari racun yang menimbulkan efek kanker pada manusia.
g.      Kerangka dalam baja memiliki dampak yang berkisar pada 3,48% dari penipisan lapisan ozon dan 7,08% dari total energy global yang dibutuhkan.

4.    Interpretasi
Semenjak pengamatan terhadap proses pendinginan dan proses pemanasan dilakukan tidak sepanjang satu tahun, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan perbedaan dari EER selama proses pengamatan. Pada analisis sensitivitas disiapkan dua scenario, yaitu scenario A dan scenario B. Skenario A: mempertimbangkan bahwa nilai EER dari proses pemanasan dan pendinginan ditetapkan pada nilai paling rendah yang dicatat ketika pengamatan, yakni secara berurutan 22,5 dan 11,8. Skenario B: mempertimbangkan bahwa nilai EER dari proses pemanasan dan pendinginan ditetapkan pada nilai paling tinggi yang dicatat ketika pengamatan, yakni secara berurutan 43,85 dan 15,5. Setelah menentukan dua scenario tersebut, maka didapatkan hasil sebagai berikut.



Berdasarkan hasil dari uji sensitivitas tersebut, maka didapatkan untuk Scenario A pada indikator land use sebesar 1,64% dan pada Scenario B pada indikator yang sama sebanyak -2.21%.
Untuk kepentingan tujuan dari makalah ini, maka dilakukanlah perbandingan sistem Freescoo terhadap sistem konvensional. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara Freescoo dengan sistem pendingin yang konvensional.




Berdasarkan tabel perbandingan antara sistem Freescoo dengan sistem konvensional, maka dapat diketahui indikator dampak lingkungan yang memiliki nilai lebih tinggi untuk Freescoo adalah racun yang dapat menimbulkan efek kanker dan efek non kanker, racun pada air dan pengurangan komponen abiotic. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa fase yang paling berdampak dari Freescoo adalah fase penggunaannya, maka dapat diketahui bahwa nilai pada masing-masing indikator tersebut tinggi akibat dari sebagian besar digunakan untuk baterai solar. Selain itu penggunaan air dari Freescoo jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan air secara langsung oleh sistem konvensional. Freescoo memang cukup banyak menggunakan air untuk secara tak langsung. Sementara sistem konvensional menggunakan air secara langsung untuk energy listriknya. Berikut ini merupakan grafik perbandingan penggunaan air untuk Freescoo dan sistem konvensional.


5.      Kesimpulan
Makalah ini memiliki focus untuk mengetahui performansi dari compact desiccant evaporative cooling system dibandingkan dengan sistem pendingin yang konvensional. Freescoo merupakan pendingin yang diaplikasikan di bangunan residensial dan bangunan kecil dan memiliki sistem photovoltaic thermal pada kondisi pendinginan energy efficieny ratio nya mencapai 12,8 dan dapat mencapai angka 50,7 jika pembangkit photovoltaic dipertimbangkan. Untuk menilai performansi dari sistem yang diajukan dari sudut pandang yang berbeda, maka LCA dilakukan untuk mendeteksi seluruh fase siklus hidup dari Freescoo. Hasil yang didapatkan kemudian akan dibandingkan terhadap sistem pendingin yang konvensional.
Fase produksi memiliki dominasi di antara fase-fase yang lain. Hal tersebut dikarenakan fase produksi mencapai angka 95% untuk indikator pengurangan ketersediaan mineral, pengurangan sumber daya air, racun pada air, pencemaran air, racun yang menimbulkan efek kanker dan efek non kanker. Sellain itu untuk fase penggunaan dari Freescoo memiliki dampak sebesar 96% lebih rendah jika dibandingkan dengan sistem pendingin konvensional selama masa penggunaan. Sementara untuk penggunaan air, sistem konvensional tiga kali jauh lebih boros dari Freescoo
Sistem Freescoo membuktikan keuntungan kompetitif dari sudut pandang penggunaan energy dan dampak terhadap lingkungan. Akan tetapi, baterai solar pada Freescoo memiliki peran besar dalam menyumbang racun pada manusia, racun pada air dan indikator komponen abiotic lainnya. Untuk memperbaiki performansi dari sudut pandang keseluruhan fase hidup, maka perlu dilakukan untuk mengurangi penggunaan sistem penyimpanan yang berdampak pada lingkungan.