Bagi kalian yang ingin tahu apa itu Sustainability dan penerapannya, kamu bisa klik link di bawah ini.
https://drive.google.com/file/d/0BzTAcxjwoHabNlZBLURua0xVZU0/view?usp=sharing
Andy Lieman
Rabu, 23 November 2016
Marketing Study Cases
Case Study 7
Starbucks: Just Who is The Starbucks Customers?
1.
Using
the full spectrum of segmentation variables, describe how Starbucks initially
segmented and targeted the coffee market?
Target awal dari Starbucks
adalah orang-orang menengah ke atas, terpelajar, dan professional. Starbucks
lebih menragetkan kepada wanita yang berumur antara 24 – 44 tahun. Sementara
untuk segmentasi pasar awal dari Starbucks adalah dengan menggunakan demographic segmentation, yang merupakan
segmentasi berdasarkan umur, gender, pendapatan, dan edukasi.
Melalui segmentasi pemasaran
dan menggunakan target awal, Starbucks mampu untuk memenuhi misinya yaitu
dengan membuka 10.000 toko baru dalam jangka waktu empat tahun pertama. Hal
tersebut bisa dicapai oleh Starbucks, dikarenakan Starbucks mampu memberikan
nilai tambah bagi konsumen setianya. Starbucks menawarkan “Starbucks
Experience” dimana konsumen diberi nilai tambah melainkan hanya membeli kopi
saja dan pulang, seperti pelayanan servis yang memuaskan, pelayanan barista
yang ramah, suasana tempat yang nyaman, serta letak gerainya yang hampir
berdekatan dengan rumah atau tempat kerja konsumen.
2.
What
changed first—the Starbucks customer or the Starbucks Experience? Explain your response by discussing the
principles of market targeting.
Berdasarkan studi kasus di
atas, perubahan pertama kali yang dirasakan oleh Starbucks adalah perubahan
pelanggan kopi. Pada awalnya target pelanggan Starbucks adalah orang menengah
ke atas dengan level pendidikan yang tinggi. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan gerai Starbucks yang jumlahnya meningkat pesat, maka konsumen
menengah ke bawah juga secara tidak langsung juga menjadi target dari Starbucks
sendiri. Semakin banyaknya gerai yang dibuka oleh Starbucks dan target konsumen
yang tidak lagi menengah ke atas menjadikan “Starbucks Experience” lama
kelamaan berubah. Hal tersebut mengakibatkan konsumen lama Starbucks tidak
merasakan lagi nilai yang ditawarkan oleh Starbucks di samping hanya menjual
kopi, seperti keramah-tamahan barista dan juga tempat yang menyediakan ruangan
nyaman telah berubah menjadi tempat yang hanya memiliki fungsi untuk membeli
kopi dan pulang. Berdasarkan prinsip dari target pasar, Starbucks telah mengesampingkan
target awal konsumen yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.
3.
Based
on the segmentation variables, how is Starbucks now segmenting and targeting
the coffee market?
Target pasar baru dari
Starbucks yakni Starbucks ingin menjangkau konsumen lebih luas lagi tanpa
memikirkan keadaan demografiknya (status sosial, umur, gender yang lebih
spesifik). Starbucks pada saat ini menargetkan konsumennya ke arah segmen
psikografis (psychographic), seperti
gaya hidup, ketertarikan orang terhadap sesuatu, dan strata sosial. Selain itu
segmentasi dari Starbucks yang baru juga mengarah ke segmen geografisnya,
seperti kota, negara, lingkungan tempat tinggal, dan sebagainya).
Adapun dari arah segmentasi
Starbucks yang lebih mengarah ke psikografis, membuat Starbucks menyediakan
fasilitas tambahan seperti WiFi gratis bagi para penikmat kopi yang ingin
menikmati di gerai Starbucks tersebut. Selain itu dengan memerhatikan segmen
geografis, maka Starbucks tidak harus membuka gerai yang letaknya ramai di antara
tempat kerja dan tempat tinggal konsumen.
4.
Will
Starbucks ever return to the revenue and profit growth that it once enjoyed?
Why or why not?
Ya, Starbucks kembali
menikmati keuntungan seperti saat Starbucks belum mengalihkan arah segmentasi
mereka. Hal tersebut dikarenakan Starbucks telah banyak melakukan inovasi
mengenai pandangan konsumen yang menganggap bahwa Starbucks merupakan produk
yang mahal. Selain melakukan pengurangan terhadap harga yang ditawarkan,
Starbucks melakukan penawaran inovasi paket pelengkap kopi tersebut, seperti
roti, camilan, sandwich, dan lain
sebagainya.
Selain itu Starbucks juga
menawarkan tiga inovasi baru yang bertujuan untuk meningkatkan penjualannya.
Inovasi pertama adalah memberi harga khusus bagi konsumen yang berniat membeli
kopi namun tidak memiliki waktu untuk ke gerai Starbucks, sehingga Starbucks
bekerja sama untuk mendistribusikan produknya ke toko grosir. Inovasi kedua
yang dilakukan oleh Starbucks adalah dengan menambah varian rasa kopi, seperti
karamel, vanilla, dan cinnamon sehingga hal tersebut dapat meminimalisir
kebosanan yang dialami oleh konsumen. Inovasi ketiga yang dilakukan oleh
Starbucks adalah dengan memberi brand yang
bertujuan untuk meyakinkan bahwa Starbucks bukan merupakan produk yang hanya
dapat dinikmati oleh kalangan menengah ke atas saja.
Case Study 8
Las Vegas: What’s not Happening in Vegas
1.
Given
all the changes in the branding strategy for Las Vegas over the years, has the
Vegas brand had a consistent meaning to consumers? Is this a benefit or a
detriment to the city as it moves forward?
Strategi branding yang dilakukan oleh Las Vegas sempat mengalami sekali
perubahan yakni perubahan nama “What
happens in Vegas, stay in Vegas” berubah menjadi “Vegas bound”. “vegas bound” merupakan
pengertian dari tempat beristirahat untuk orang-orang yang ingin melepas penat
setelah bekerja. Perubahan nama brand menjadi
“vegas bound” hanya bertahan selama
beberapa waktu saja. Hal tersebut dikarenakan banyak orang telah berkesan
dengan Las Vegas sebagai pusat hiburan bagi para pria dewasa dan tempat
perjudian. Perubahan yang terus dilakukan oleh Las Vegas bagi nama brand mereka tentu dapat memberi dampak
negatif. Hal tersebut dikarenakan perubahan strategi branding akan memengaruhi jumlah orang yang akan berkunjung ke Las
Vegas.
2.
What
is Las Vegas selling? What are visitors really buying? Discuss these questions
in terms of the core benefit, actual product, and augmented product levels.
Core benefit: Keuntungan yang didapatkan konsumen adalah suatu kebebasan yang tidak
mungkin untuk didapatkan seseorang di tempat lain.
Actual product: Produk actual atau produk nyata yang ditawarkan Las Vegas sendiri
adalah brand mereka yang terkenal
dengan tempat-tempat hiburan bertaraf internasional, hotel dan kasino bintang
lima, restoran dengan koki terbaik, dan pusat perbelanjaan terlengkap dan
memiliki barang-barang yang berkualitas tinggi.
Augmented product: Produk tambahan lain yang ditawarkan Las Vegas kepada pengunjung adalah
pelayanan atau servis memuaskan yang didapatkan pengunjung saat menginap di
hotel, dan jaminan bonus yang bisa didapatkan saat bermain di kasino.
3.
Will
the most recent efforts by the LVCVA continue to work? Why or why not?
Menurut saya usaha yang harus
tetap dilakukan oleh LVCVA adalah mempertahankan brand “vegas bound”. Hal tersebut dikarenakan brand “vegas bound” telah
sukses merubah citra Las Vegas yang semula hanya ditujukan bagi pria dewasa
untuk menikmati hiburan yang tidak dapat ditemukan di daerah lain menjadi
hiburan mewah untuk seluruh kalangan yang tidak mungkin didapatkan di daerah
lain. Oleh karena itulah sebaiknya brand
“vegas bound” menjadi brand utama
bagi Las Vegas untuk dapat meningkatkan jumlah pengunjungnya.
4.
What
recommendations would you make to LVCVA managers for Las Vegas’ future?
Menurut saya rekomendasi untuk
manajer LVCVA adalah tetap mempertahankan slogan “vegas bound” sebagai slogan utama. Hal tersebut dikarenakan slogan
tersebut memiliki makna untuk mengajak seluruh kalangan untuk menikmati hiburan
mewah yang tidak mungkin didapatkan di daerah lain bukan melainkan menonjolkan
hiburan yang khusus bagi para pria dewasa saja.
Case Study 9
Samsung: From Gallop to Run
1.
How was Samsung able to
go from copycat brand to product leader?
Hal
tersebut dikarenakan CEO Samsung membuat strategi baru dalam manajemennya.
Strategi baru yang dijalankan adalah “top
to bottom” pada seluruh bagian di perusahaan Samsung. Tujuan dari penerapan
strategi itu adalah untuk menjadikan Samsung sebagai merk unggulan. Samsung
juga memperkerjakan desainer-desainer baru untuk menciptakan produk yang fresh untuk meghasilkan produk yang
dapat ditargetkan kepada orang yang berpenghasilan tinggi atau kalangan
menengah ke atas. Selain itu Samsung juga memegang julukan “lifestyle works of art” dimana julukan tersebut mengartikan bahwa
Samsung merupakan perusahaan yang memproduksi produk-produk yang inovatif dalam
misinya. Oleh karena itulah Samsung telah berubah dari perusahaan yang hanya
meniru produk perusahaan lain menjadi perusahaan pencipta barang atau produk
inovatif baru.
2.
Is Samsung’s product
development process customer centered? Team based? Systematic?
Ya,
proses pengembangan produk Samsung didasarkan terhadap tiga faktor, yakni
konsumen, proses produksi yang sistematis, dan berdasarkan pada tim. Berikut
ini merupakan penjelasan dari masing-masing faktor yang memengaruhi dalam
proses pengembangan produk Samsung.
a.
Konsumen
Produk yang diproduksi oleh
Samsung mampu secara keseluruhan menciptakan kepuasan tersendiri bagi konsumen.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pendapatan dari Samsung pada tahun 2009
yang mencapai keuntungan sebesar $8.3 milyar dolar. Kepuasan konsumen dapat
tinggi, dikarenakan produk yang diciptakan oleh Samsung merupakan produk
inovatif dengan memerhatikan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumennya.
b.
Proses produksi yang sistematis
Proses produksi yang
sistematis sangat penting bagi pengembangan produk oleh Samsung. Hal tersebut
dikarenakan pengembangan produk yang dilakukan secara sistematis dapat membantu
perusahaan dalam menciptakan ide inovatif.
c.
Kerja berdasarkan tim
Samsung memang perusahaan yang
mengutamakan kerjasama dalam suatu tim. Hal tersebut terbukti semenjak Samsung
menggunakan strategi ”top to bottom” yang
berarti tim yang terbentuk merupakan desainer muda dan para pekerja muda yang
memiliki banyak sekali ide inovatif. Selain itu kemampuan Samsung dalam
menjawab kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar juga merupakan kerjasama
tim yang kompak, sehingga membuat Samsung mampu menjadi perusahaan berkelas
yang memiliki daya saing tinggi.
3.
Based on the PLC, what
challenges does Samsung face in managing its high-tech products?
Tantangan yang dihadapi oleh
Samsung adalah teknologi yang mereka buat saat ini tidak akan bertahan
selamanya, sehingga Samsung menganut strategi “Mabuljungje” yang berarti jika
telah berhasil membuat suatu lompatan yang besar, maka hal yang harus dilakukan
adalah terus bergerak dan berkembang. Samsung menghadapi empat tantangan pada
setiap tahapan yang mungkin muncul, yakni.
a.
Pengembangan produk (product
development): Tantangan pada tahapan ini adalah bagaimana Samsung
menciptakan produk inovatif dengan teknologi tinggi dan dengan harga yang
tinggi pula, namun juga mengajak konsumen untuk mau membelinya. Oleh karena
itu, pada tahap ini perlu dipikirkan secara matang dalam penentuan harga yang
tepat sesuai dengan teknologi yang digunakan dan pemilihan target maupun
segmentasi juga perlu dilakukan secara baik.
b.
Perkenalan (introduction):
Setiap produk inovatif tentu memiliki tantangan dalam tahap pengenalan awalnya.
Hal tersebut dikarenakan untuk memperkenalkan produk baru tentu diperlukan
biaya yang tinggi pula untuk biaya promosi.
c.
Pertumbuhan (growth):
Tantangan yang dihadapi dalam tahapan ini adalah respon dari konsumen mengenai
produk inovatif yang diciptakan akan sangat memengaruhi tingkat penjualan dari
produk Samsung itu sendiri.
d.
Pendewasaan (maturity):
Tantangan pada tahapan ini adalah perilaku konsumen yang membeli akan tetap
atau bahkan dapat menurun. Hal tersebut dikarenakan saat suatu produk telah
berkembang menjadi produk dewasa, maka produk tersebut telah menjadi produk
umum, sehingga akan menimbulkan suatu kejenuhan dan keinginan konsumen mengenai
inovatif dari teknologi yang baru.
e.
Pengurangan jumlah pembelian (decline):
Tantangan yang dihadapi adalah jumlah pembelian produk yang berkurang secara
signifikan, sehingga keuntungan yang didapat juga berkurang.
4.
Will Samsung likely
achieve its goals in markets where it does not dominate, such as smartphones?
Why or why not?
Menurut saya, produk Samsung
akan perlahan tapi pasti akan menguasai pasar. Namun Samsung perlu melakukan
inovasi lebih banyak lagi dan juga menetapkan harga secara lebih tepat. Hal
tersebut sangatlah memengaruhi keberhasilan Samsung dalam menjaga
keberlangsungan perusahaan mengingat zaman yang telah berkembang dengan cepat
menuntut perusahaan harus bersaing pula untuk mendapatkan konsumen. Sebagai
contoh produk smartphone yang ada di
pasaran, seperti Apple dan Xiaomi mampu terus berinovasi untuk mendapatkan
konsumennya. Sebagai contoh Apple mampu menciptakan brand tersendiri bagi produknya yaitu ergonomis, inovatif, elegan,
dan bahan yang digunakan juga berkualitas. Selain itu perusahaan baru seperti
Xiaomi juga menawarkan smartphone dengan
harga yang sangat terjangkau namun teknologi yang digunakan pada smartphone mereka hampir sama dengan
teknologi inovatif yang ditawarkan oleh Samsung.
Rabu, 26 Oktober 2016
Jet Blue
Jet Blue merupakan
usaha yang bergerak di bidang penerbangan. Usaha ini didirikan pada tahun 1999
Februari oleh David Neeleman. Nama awal dari Jet Blue adalah “NewAir”. Ide dari
perusahaan ini bermula dari para pekerja Southwest Airlines dimana mereka
menginginkan biaya penerbangan yang rendah dengan fasilitas TV dan radio di
setiap bangku penumpang. Kesuksesan Jet Blue dicapai pada bulan September pada
tahun yang sama. Jet Blue telah melakukan 75 kali pemberangkatan dan pendaratan
di bandara internasional John F Kennedy yang merupakan bandara paling penting
dan ramai. Pada 11 Februari 2000 perusahaan melakukan penerbangan perdana
antara JFK dan Fort Lauderdale. Sejak saatb itulah Jet Blue mulai untuk
menambah rute penerbangan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanannya.
Pada Desember di
tahun yang sama, pelanggan Jet Blue menacapai 1 juta pelanggan dengan
keuntungan yang mengalir mencapai $100 juta. Pada tanggal 1 Januari 2003 Jet
Blue telah melayani 10 juta pelanggan dan keuntungan bersih yang mencapau $54,9
juta pada tahun 2002. Pada tahun 2006 Jet Blue menderita kerugian, sehingga
keuntungan bersih menjadi $42,2 juta. Pada tahun 2007 Jet Blue mengumumkan
perluasan tujuan wilayah penerbangan ke daerah, seperti Aruba, Bermuda, Cancun,
Nassau, Aguadilla, Ponce, San Juan, Santiago y Santo Domingo (Dominician
Republic). Keberhasilan dari Jet Blue dikarenakan Jet Blue memiliki hubungan
struktur organisasi yang kuat, sehingga pekerja di Jet Blue mencintai
pekerjaannya dan hal itulah yang membuat penumpang turut senang menggunakan
jasa Jet Blue.
Sekarang Jet Blue
sedang mengalami kesuksesan yang besar dalam industry penerbangan. Hal tersebut
membuat Jet Blue harus selalu menjaga dan mempertahankan performa baik mereka
dalam melayani konsumen. Jadi, Jet Blue selalu memberikan pelayanan yang
terbaik kepada konsumen, namun muncul beberapa pertanyaan mengenai bagaimana
Jet Blue tetap menjaga kepuasan para konsumennya dan strategi apa yang Jet Blue
gunakan demi menjaga kepuasan para konsumennya. Perusahaan yang mengalami
perkembangan pesat berarti perusahaan lebih banyak memiliki pekerja dan juga
lebih banyak pelanggan. Hal inilah juga yang menjadi pertanyaan besar bagaimana
Jet Blue mempertahankan budaya hubungan organisasi yang kuat di antara
banyaknya jumlah pekerja yang memiliki karakteristik dan budaya kerja yang
berbeda-beda. Selain itu hal yang juga menjadi pertanyaan adalah bagaimana Jet
Blue mempertahankan tarif penerbangan yang rendah namun dengan kualitas
pelayanan yang tinggi.
Ketika berpikir
mengenai bagaimana cara mempertahankan Jet Blue dan strategi yang telah dibuat,
maka sangatlah penting untuk mengidentifikasi elemen kunci yang menjadikan Jet
Blue sebagai perusahaan besar. Elemen kunci yang dimaksud adalah kualitas
pelayanan konsumen, inovasi yang ditawarkan, teknolodi dan budaya perusahaan.
Sangatlah penting untuk mengklarifikasi masing-masing mengenai elemen kunci
yang telah disebutkan. Di antara elemen-elemen yang telah disebutkan, Jet Blue
menawarkan teknologi yang termasuk dalam penerbangan, seperti TV dengan
berbagai macam pilihan program music dan film. Selain itu, jarak ruang kaki
yang luas menjadikan penerbangan menjadi lebih nyaman. Sekaranglah saatnya Jet
Blue melakukan pemeriksaan secara konstan terhadap kualitas layar TV dan bangku,
sehingga kepuasan konsumen dapat ditingkatkan lagi.
Jet Blue juga
perlu untuk menambah pesawat untuk meningkatkan kapasitas penumpang. Selain itu
makanan yang disediakan harus lebih bervariasi tidak hanya makanan gratis saja
namun makanan yang sesuai dengan selera konsumen. Keuntungan menyediakan
berbagai macam makanan adalah konsumen dapat terpuaskan dengan adanya berbagai
macam makanan yang disediakan dan konsumen rela untuk membayar untuk itu.
Banyaknya penerbangan internasional mengharuskan kru penerbangan Jet Blue
menguasai lebih dari satu bahasa, sehingga kepuasan konsumen dapat meningkat.
Di samping itu, hubungan organisasi yang kuat juga harus di antara kru
penerbangan Jet Blue harus ditunjukkan. Hubungan organisasi yang kuat
menjadikan pelayanan yang dilakukan oleh kru penerbangan kepada penumpang
menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan
kepuasan penumpang.
Jet Blue harus
memerhatikan kebutuhan, keinginan dan pemintaan yang diinginkan kepada Jet
Blue, sehingga reputasi Jet Blue di kalangan konsumen menjadi semakin
meningkat. Kebutuhan mendasar yang dibutuhkan oleh konsumen Jet Blue adalah
rasa cinta atau rasa memiliki. Rasa cinta dan rasa memiliki menunjukkan bahwa
perusahaan harus memerhatikan setiap waktu kondisi yang diinginkan oleh
konsumen. Rasa cinta dan rasa memiliki yang ditunjukkan oleh perusahaan
menunjukkan bahwa seakan-akan konsumen Jey Blue dianggap menjadi bagian dari
keluarga besar perusahaan. Di sisi lain, keinginan yang diinginkaan oleh
konsumen seakan-akan hanya dimiliki oleh Jet Blue saja. Sebagai contohnya,
perusahaan dapat mempertimbangkan ide untuk menambah jarak ruang di setiap
tempat duduk pesawat, sehingga hal tersebut dapat membuat konsumen nyaman dalam
melakukan penerbangan bersama Jet Blue. Selain itu ide untuk memberi camilan
dan bagasi pertama secara gratis kepada para penumpang juga dapat
dipertimbangkan, sehingga hal tersebut membuat konsumen hanya ingin menggunakan
jasa dari Jet Blue untuk transportasi penerbangan mereka. Permintaan dari
konsumen sangat jelas yaitu pelayanan yang memuaskan dengan harga yang rendah
dan menciptakan pengalaman terbang yang berkesan bagi penumpang saat menggunakan
jasa Jet Blue. Jadi, kesimpulan dari pernyataan mengenai kebutuhan, keinginan
dan permintaan dari Jet Blue adalah peningkatan kualitas pelayanan secara
konstan dan berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jet Blue harus
bekerja sebagai tim dengan departemen pemasaran untuk mencari kebutuhan,
keinginandan permintaan konsumen yang dimiliki sekarang dan di masa mendatang.
Setelah terjadinya
peristiwa badai pada tahun 2007 (hari Valentine) Jet Blue menderita kerugian
untuk kembali mendapatkan rasa kepercayaan penumpang yang menggunakan jasa
penumpang pada saat itu. Jet Blue menghadapi tantangan besar dengan membuat
inovasi pada bagian pelayanan konsumen dan pengalaman penerbangan,
membangkitkan citra perusahaan yang sempat menjadi bahan ejekan di salah satu talk show di TV menjadi salah satu jasa
penerbangan yang dapat memberikan kepuasan lebih kepada konsumen dan penumpang.
Membuat banyak perubahan dan memperkenalkan produk baru merupakan bagian dari
rencana yang diusung oleh Jet Blue. Mengajarkan secara perlahan kepada para
pekerja tentang nilai inti dari Jet Blue, seperti integritas, kenyamanan,
kesukaan, dan penjiwaan untuk dapat berkontribusi secara penuh terhadap rencana
tersebut. Jet Blue memiliki fasilitas Wi-Fi gratis dan layanaan pengiriman dan
penerimaan e-mail dan pesan singkat di udara. Tidak hanya itu, Jet Blue juga
memiliki TV di ruang tunggu mereka serta layer LCD yang ditempatkan di bagian
belakang di setiap tempat duduk penumpang. Jet Blue juga menambahkan ruang kaki
yang lebih luas dan pemberian camilan terbaik untuk membuat penerbangan menjadi
lebih nyaman.
Konsep manajemen
pemasaran dari Jet Blue yang paling baik untuk diterapkan adalah konsep
pemasaran. Hal tersebut dikarenakan Jet Blue hanya ingin menjaga hubungan
dengan para konsumennya setiap waktu, sehingga Jet Blue memiliki beberapa akun
Twitter dengan berbagai macam tujuan untuk satu informasi. Sekarang Jet Blue
memiliki akun Twitter tambahan yang berisi tentang waktu penerbangan dan
informasi ketersediaannya.
Jet Blue adalah
jasa penerbangan yang memiliki slogan “Happy Jetting”. Slogan tersebut memiliki
makna mengenai perubahan tentang konsep penerbangan pada umumnya. Hal tersebut
dilakukan dengan cara menaruh perhatian khusus pada kepuasan konsumen dengan
cara, seperti menawarkan tempat duduk yang nyaman dengan ruang kaki yang luas,
memberikan makanan dan camilan secara gratis, layar LCD di setiap tempat duduk
penumpang, layanan pengiriman dan penerimaan e-mail dan pesan singkat di udara.
Layanan tersebut telah menciptakan citra Jet Blue sebagai jasa penerbangan yang
menyediakan biaya yang murah namun dengan pelayanan yang memuaskan. Perusahaan
telah berusaha yang terbaik dalam menyediakan pelayanannya dan menciptakan
momen yang tak terlupakan bagi penumpang yang menggunakan jasa Jet Blue.
Jet Blue sangat
ingin untuk melanjutkan kesuksesan mereka dalam membangun hubungan baik dengan
konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya kebijakan yang bertujuan
untuk mempertahankan kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan yang tidak
diganti akan tetapi terus diperbaiki atau dikembangkan. Jet Blue telah mendapat
julukan sebagai usaha jasa penerbangan yang memiliki biaya murah secara 8 tahun
berturut-turut. Komitmen Jet Blue untuk mempertahankan kepuasan konsumen juga
dibuktikan dengan meski pergantian presiden dilakukan, namun kualitas pelayanan
tetap terus dipertahankan. Mr Hayes merupakan presiden Jet Blue yang baru
sangat peduli bahwa kunci sukses yang utama adalah memperhatikan hubungan
perusahaan dengan konsumen. Oleh karena itu, Jet Blue telah memerhatikan
hubungan dengan konsumen tidak hanya pada masa sekarang namun untuk masa
mendatang juga.
Trap Ease
Sekelompok
investor bergabung untuk membentuk perusahaan “Trap Ease” America pada bulan
Januari. Dipasarkan: National Grocery, Hardware, Drug chains (Safeway, Kmart,
Hechingers, dan CB Drug). Martha sold perangkap tikus ini langsung ke retailer
(penjual yang menjual langsung ke konsumen). Perangkap dijual satu paket isi
dua dengan harga retail $2,49. Harga tersebut 5 hingga 10 kali lebih mahal dari
perangkap yang biasa. Biaya pembuatan dari perangkap, termasuk biaya pengepakan
sekitar 31 sen per unitnya. Perusahaan membayar tambahan sebesar 8,2 sen untuk
biaya royalti. Martha ingin menjual produknya dengan harga 99 sen untuk setiap
unitnya (2 unit untuk satu paket) dan diperkirakan setelah penjualan dan
pemberian diskon, Trap Ease akan memeroleh keuntungan bersih dari retailers
sebanyak 75 sen per unitnya.
Untuk
mempromosikan produknya, Martha memiliki budget perkiraan sebanyak $60.000
untuk tahun pertama. Dia merencanakan untuk menggunakan $50.000 dari total
budget untuk biaya perjalanan pameran di beberapa kota dan $10.000 untuk biaya
iklan. Martha memperkirakan bahwa pada penjualan pertama sebanyak 5 juta unit,
namun hingga awal pemasaran produk hingga bulan April produk yang terjual hanya
beberapa ratus ribu unit saja. Martha mulai memikirkan cara untuk bagaimana
meningkatkan penjualan produk perangkap tikus ”Trap Ease”, sehingga membuat
investor menjadi senang.
Berdasarkan
permasalahan “Trap Ease” pada kasus di atas, maka terdapat beberapa langkah
untuk mengevaluasi kesempatan untuk meningkatkan kuantitas penjualan produk
“Trap Ease” tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi
keinginan konsumen terhadap suatu produk dan kebutuhan konsumen saat ini.
Langkah kedua adalah mengukur seberapa puaskah konsumen terhadap produk “Trap
Ease”. Kepuasan konsumen dapat diukur melalui kebersihan dan keamanan yang
ditimbulkan oleh produk “Trap Ease” tersebut. Langkah ketiga adalah
mengidentifikasi seberapa besar pangsa pasar yang akan dituju oleh produk “Trap
Ease” tersebut. Penentuan seberapa besar pangsa pasar yang akan dituju harus
mempertimbangkan beberapa hal, seperti siapa sasaran yang dituju untuk membeli
produk ini, jenis produk apa dari beberapa jenis perangkap tikus yang nantinya
akan konsumen beli, harga yang ditawarkan untuk beberapa jenis perangkap tikus,
bagaimana cara produk ini dijual kepada konsumen bagaimana cara atau dengan
cara apa biasanya konsumen menghadapi permasalahan tikus yang ada di
rumah.
Peningkatan
penjualan produk “Trap Ease” dapat dicapai dengan cara penentuan misi secara
jelas. Misi yang dapat diusung oleh produk “Trap Ease” adalah perusahaan “Trap
Ease” America menyediakan inovasi perangkap tikus baru untuk mengatasi
permasalahan tikus dengan cara yang tidak menimbulkan polusi atau pencemaran
lingkungan. Martha telah mengidentifikasi target atau pangsa pasar yang dituju
sebelumnya dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pangsa pasar yang dituju
adalah wanita atau ibu rumah tangga. Pada umumnya ibu rumah tangga merupakan
sosok yang tidak suka melihat kekotoran yang ditimbulkan oleh perangkap tikus
yang lama. Selain itu ibu rumah tangga memiliki perhatian yang tinggi untuk
masalah kebersihan dan keamanan untuk anaknya dan hewan peliharaan, sehingga
perangkap tikus tradisonal menjadi pilihan terakhir bagi ibu rumah tangga untuk
mengatasi hama tikus yang ada di rumah. Hal tersebut dikarenakan jika perangkap
tikus tradisonal berhasil untuk menangkap tikus, maka polusi dari tikus yang
mati dapat membawa wabah penyakit yang berbahaya bagi anak dan hewan
peliharaan.
Pangsa pasar
lainnya yang bisa dituju oleh “Trap Ease” selain ibu rumah tangga adalah
penyimpanan makanan, restoran, perusahaan pembuatan makanan dan laboratorium
penelitian. Berikut ini merupakan penjelasan mengapa pangsa pasar diatas dapat
dituju oleh produk “Trap Ease”.
a.
Penyimpanan
makanan: merupakan tempat yang sangat menarik untuk dituju oleh hama tikus.
b. Restoran:
merupakan tempat rumah makan, selain itu banyak sekali bahan-bahan makanan yang
terdapat di dapur restoran, sehingga penggunaan bahan kimia sangatlah dilarang
karena dapat membahayakan kesehatan manusia yang memakannya.
c.
Perusahaan
pembuatan makanan: tempat ini juga merupakan tempat yang sangat membutuhkan
perlindungan untuk menghadapi hama tikus. Hal tersebut dikarenakan tempat ini
harus selaly steril dan tidak boleh ada bahan kimia.
d.
Laboratorium
penelitian: pada laboratorium penelitian biasanya peneliti menggunakan banyak
tikus untuk subjek pengamatan, sehingga jika digunakan perangkap tikus
tradisonal maka dapat menimbulkan kekotoan. Oleh katrena itu laboratorium
penelitian merupakan pangsa pasar yang menjajikan menginat pada ruangan
laboratorium harus selalu steril.
Produk “Trap Ease”
dapat ditempatkan sebagai produk yang ramah lingkungan. Hal tersebut
dikarenakan produk ini dapat digunakan ulang, sehingga hal tersebut akan
mengurangi biaya dan membuat produk lebih terjangkau. Dengan menempatkan produk
ini menjadi produk yang ramah lingkungan, maka permintaan pasar terhadap produk
diharapkan juga dapat meningkat. Selain itu penempatan produk dapat dilakukan
dengan cara menyediakan tim yang khusus untuk pelayanan konsumen. Tim pelayanan
konsumen bertujuan untuk membantu kesulitan yang dihadapi oleh konsumen saat
menggunakan produk “Trap Ease”. Tim pelayanan konsumen juga bertujuan untuk
membentuk hubungan yang baik dan meningkatkan rasa kepercayaan konsumen
terhadap produk “Trap Ease”.
Strategi marketing yang diusung oleh perusahaan
“Trap Ease” merupakan strategi marketing
mix. Marketing mix merupakan strategi pemasaran yang melibatkan 4P (product, place, price and promotion). Produk
yang diusung adalah perangkap tikus yang inovatif. Harga yang ditawarkan adalah
$2,99 per unit. Tempat yang dituju untuk penjualan produk adalah toko (retailer), supermarket Safeway, Kmart,
Hechinger dan peralatan obat. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan “Trap
Ease” adalah melalui pameran produk, iklan melalui majalah interior rumah dan
secara langsung kepada publik.
Terdapat beberapa
permasalahan yang dilakukan terhadap strategi marketing mix yakni permasalahan harga yang ditawarkan tergolong
tinggi ketika dibandingkan dengan pesain “Trap Ease” dilihat sudut pandang
konsumen, sehingga hal tersebut tidak memberi nilai tambah kepada produk yang
dijual. Permasalahan kedua adalah toko (retailer)
tidak diberikan motivasi secara langsung atau insentif tambahan dalam
menjual produk “Trap Ease”. Permasalahan ketiga adalah promosi yang dilakukan
melalui majalah tentang perlengkapan perabotan rumah kurang mengkomunikasikan
kepada target pasar utama “Trap Ease”, yakni ibu rumah tangga. Hal tersebut
dikarenakan ibu rumah tangga merupakan golongan yang minortias jika dihadapkan dengan
masalah perlengakapan perabotan rumah. Permasalahan selanjutnya adalah dari
penjualan produk yang terbatas pada tempat, seperti tempat yang menyediakan
peralatan pertukangan, toko bahan makanan dan toko obat. Hal tersebut
mengakibatkan produk tidak dapat tertuju secara menyeluruh dan maksimal
terhadap pangsa pasar yang dituju. Selain itu jadwal pengiriman produk yang
tidak sampai tepat waktu kepada konsumen, menyebabkan ketidakpuasan konsumen
terhadap produk “Trap Ease”.
Pada zaman
sekarang banyak perusahaan tak terkecuali “Trap Ease” yang dihadapkan dengan
pesaing yang langsung dan pesaing yang tidak langsung. Pesaing langsung dari
“Trap Ease” adalah semua perusahaan yang memproduksi perangkap tikus, sepeti
d-CON, Victon, JT Eaton dan riddex. d-Con juga menawarkan produk perangkap
tikus tanpa melibatkan kontak tangan secara langsung. Namun, d-CON menawarkan
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan “Trap Ease”. Selain itu zaman
sekarang perusahaan dihadapkan dengan perilaku pembelian yang menjadikan produk
dengan kualitas rendah dan memiliki harga murah terjual dalam jumlah yang
banyak. Selain itu racun untuk tikus dapat laku di pasaran meskipun dapat
memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan peliharaan.
Sementara pesaing tidak langsung dari “Trap Ease adalah bahan pestisida yang
digunakan untuk membasmi hama tikus, hewan peliharaan yang memangsa tikus dan
pembasmi hama yang memanfaatkan gelombang suara (ultra sound repellent).
Peningkatan
penjualan produk “Trap Ease” dapat dilakukan dengan cara membenahi strategi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Hal pertama adalah dengan cara
memperkerjakan lebih banyak orang di departemen khusus pemasaran. Hal itu
sangatlah penting dikarenakan perusahaan tidak bisa hanya membicarakan tentang
keuntungan yang didapat jika memakai produk tersebut. Hal kedua adalah mengenai
kemungkinan dari packaging untuk
produk tersebut. Perusahaan mungkin bisa saja menyertakan umpan dengan alat perangkap
tikus dalam satu paket sekaligus. Selain itu perusahaan mungkin bisa
menyediakan paket pembelian untuk satu perangkap dan pembelian untuk dua
perangkap sekaligus dalam satu paket dengan harga yang lebih murah. Hal
tersebut bertujuan sebagai langkah penetrasi awal terhadap pangsa pasar yang
dituju. Selain itu hal tersebut sangatlah membantu perusahaan dalam hal
mendapatkan konsumen baru dan menarik konsumen untuk beralih dari produk
perangkap tikus yang tradisonal. Hal yang terakhir adalah dengan cara
memperkerjakan sales person yang
bertujuan untuk mendatangi gerai-gerai dan rumah-rumah dan memberikan informasi
mengenai produk serta mendemonstrasikan cara kerja produk kepada konsumen.
Penentuan
prosedur pengendalian sangatlah dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan dari
strategi pemasaran. Prosedur pengendalian harus dilakukan oleh perusahaan
secara maksimal. Prosedur pertama yang dapat dilakukan adalah pengendalian
mengenai sistem operasi dan strategi pemasaran yang dilakukan. Hal tersebut
bertujuan untuk memonitor perkembangan dari tim pemasaran dan memastikan bahwa
mereka telah menjalankan tujuan perusahaan dengan baik. Pengendalian ini sangat
berguna untuk mengumpulkan informasi yang dapat membentuk strategi pemasaran
yang baru ke depannya, sehingga hal tersebut dapat membangkitkan motivasi toko
dalam menjual produk. Prosedur selanjutnya adalah dengan mengadakan penjamina
mengenai barang yang dikirim. Perusahaan harus mampu menjamin jika produk tidak
sampai dengan tepat waktu, maka perusahaan akan memberikan potongan harga untuk
produk yang dikirim. Selain itu prosedur selanjutnya adalah perusahaan dapat menjual
produk kepada penjual secara grosir. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan
biaya khususnya biaya untuk promosi dari produk itu sendiri.
Senin, 24 Oktober 2016
LCA of Compact Desiccant Evaporative Cooling System
Life
Cycle Assessment
1.
Goal and Scope
Definition
Tujuan dari LCA
dari Freesco adalah untuk menilai seberapa besar dampak penggunaan alat ini
terhadap lingkungan dan efisiensi energy yang terjadi jika menggunakan alat ini
dibandingkan dengan alat pendingin standar. Pada kasus ini, functional unit (satuan unit fungsional)
yang dipakai adalah sebuah sistem yang dapat mentransfer energi panas (283 kW
h/tahun) dan dapat mentransfer kebutuhan pendinginan (1199 kW h/tahun) pada
bangunan perkantoran selama jam kerja kantor sepanjang 15 tahun. Batasan dari
tahapan siklus hidup alat yang diamati adalah hanya pada tahap manufaktur
(pembuatan), fase penggunaan alat dan pada saat pembuangan alat tersebut (end of life). Tahapan siklus hidup alat
yang tidak dipertimbangkan karena keterbatasan informasi adalah fase instalasi
dan perawatan, sistem transportasi yang digunakan dari tempat produksi hingga
ke tempat pemasangan.
Berikut ini adalah
kategori dari dampak yang digunakan untuk menghitung performansi energy dan
sistem terhadap lingkungan.
a.
Global energy
requirement (GER):
Total energy global yang dibutuhkan.
b.
Climate change (CC): Perubahan
iklim.
c.
Ozone depletion (OD): Penipisan
lapisan ozon.
d. Human toxicity – non cancer effects (HTnce): Racun yang
dapat membahayakan manusia (tidak menyebabkan kanker).
e. Human toxicity – cancer effects (HTce): Racun yang dapat
membahayakan manusia (menyebabkan kanker).
f.
Particulate matter
(PM):
Polusi yang disebabkan oleh partikel, seperti debu, kotoran, asap dan
sebagainya.
g. Ionizing radiation
HH
(IRhh): Radiasi ionisasi yang membawa energy yang cukup untuk membebaskan
electron dari atom atau molekul.
h.
Ionizing radiation
E
interim (IRe).
i.
Photochemical
ozone formation (POF).
j.
Acidification (Ac): Proses
perubahan menjadi asam.
k. Terrestrial
eutrophication (TE):
Pencemaran tanah yang disebabkan oleh berkembangnya organisme yang hidup di
permukaan tanah secara tak terkendali.
l.
Marine
eutrophication (ME):
Pencemaran air laut.
m.
Freshwater
ecotoxicity (FEtox):
Potensi yang berdampak pada pencemaran air.
n.
Land use: Penggunaan
lahan.
o.
Water resource
depletion (WRD):
Pengurangan sumber daya air.
p.
Mineral resource
depletion (MRD):
Pengurangan sumber mineral.
2. Life Cycle
Inventory
Berikut ini
merupakan dokumentasi dari persentase penggunaan dari masing-masing komponen
yang menyusun suatu sistem alat tersebut.
a.
Baki
penyerap (adsorbent beds) sebanyak 2.
b.
Baterai
solar (solar batteries) sebanyak 2.
c.
Saluran/pipa
udara.
d.
Kabel
listrik.
e.
Pompa
sebanyak 2.
f.
Solar
photovoltaic thermal.
g.
Katup
penutup sebanyak 2.
h.
Penyaring
udara.
i.
Isolasi
panas.
j.
Subsistem
pendinginan dengan proses penguapan.
k.
Kotak.
l.
Saklar
listrik.
m.
Papan
control (control board).
n.
Dinamo
motor servo.
o.
Kerangka
dalam.
p.
Kerangka
strukutrual utama.
q.
Tiang
pendingin (cooling tower).
r.
Pipa
ledeng.
s.
4-way
trottoling valve.
t.
Kipas
sebanyak 2.
Pada
fase penggunaan terdapat proses pendinginan dan proses pemanasan. Studi kasus
di Palermo, Sicily telah dilakukan untuk memonitor energy yang dihasilkan pada
proses pendinginan dan proses pemanasan terhadap suatu ruangan. Berikut ini
merupakan tabel hasil dari energy yang dihasilkan maupun energy yang dikonsumsi
pada sebuah ruangan di Palermo, Silicily.
Studi
kasus untuk proses pemanasan dilakukan selama 121 hari dan periode studi kasus
pendinginan dilakukan selama 90 hari. Periode tersebut telah dipertimbangkan
untuk menilai dampak yang ditimbulkan selamasatu tahun. Rata-rata dari hasil
yang telah dimonitor digunakan untuk meramalkan kemungkinan performansi musiman
dari seluruh proses pemanasan (12 jam satu hari) dan proses pendinginan (8 jam
satu hari) untuk satu musim penuh. Untuk sepanjang tahun, 113,4 kW h dari total
konsumsi energy digunakan untuk fase penggunaan dan hanya 24,9 kW h diambil
dari jaringan listrik.
Pada
fase end of life (akhir dari masa produk)
telah dipertimbangkan mengenai daur ulang untuk bahan yang berbahan dasar kaca,
pembuangan akhir untuk solar
photovoltaic/thermal modules dan material berbahan silica, rockwool (media tanam secara hidroponik)
dan cat.
3.
Life Cycle Impact
Assessment
Semua dampak dari
siklus hidup khususnya siklus konstruksi, penggunaannya dan akhir dari produk
sistem Freescoo telah diinvestigasi. Berikut ini merupakan persentase dari
masing-masing siklus hidup produk beserta dampak yang dihasilkan.
Berdasarkan tabel
berikut dapat diketahui bahwa pada fase produksi merupakan fase yang paling
banyak menyumbang dampak-dampak indicator kerusakan lingkungan. Fase produksi
mencapai persentase sebesar 95% untuk indicator kerusakan lingkungan, seperti
pengurangan sumber air, timbulnya racun pada air, pencemaran air, racun yang
dapat menimbulkan efek kanker pada manusia dan racun yang tidak menimbulkan
efek kanker kepada manusia. Semenjak fase konstruksi menjadi fase yang paling
menyumbang terhadap dampak kerusakan lingkungan, maka diskusi lebih lanjut akan
dilakukan pada fase ini. Komponen yang paling berdampak pada lingkungan adalah
baki penyerap (adsorbent bed), baterai
solar (solar batteries), sistem
photovoltaic thermal (photovoltaic
thermal system), penyaring udara (air
filters), modul pendinginan yang memanfaatkan proses penguapan (evaporative cooling module), kerangka
internal dan eksternal baja. Penjumlahan dampak dari komponen-komponen tersebut
melebihi 85% dari total dampak terhadap seluruh indikator. Berikut ini
merupakan penjelasan dari setiap komponen terhadap dampak yang ditimbulkan.
a.
Pembagian
tertinggi dari dampak yang ditimbulkan berhubungan dengan baki penyerap (adsorbent bed) yang berkisar dari 5,53%
dari penipisan lapisan ozon hingga 22,85% dari penggunaan lahan.
b. Untuk
baterai solar (solar batteries) berkaitan
dengan dampak racun yang dapat menimbulkan efek non kanker mencapai persentase
sebesar 48,39%, pencemaran air sebesar 43,72% dan racun pada air sebesar
46,06%. Indikator lain mencapai kisaran persentase antara sebesar 10,80% dari
racun yang dapat menimbulkan efek kanker hingga 27,85% untuk pengasaman (acidification).
c. Sistem
photovoltaic thermal berdampak untuk
persentase antara 13,27% untuk racun yang tidak menimbulkan efek kanker pada
manusia hingga 21,67 % dari pencemaran air laut.
d. Alat
penyaring udara (air filters) memiliki
peran yang lebih sedikit semenjak dampak yang dihasilkan berkisar di antara
4,35% dari penipisan lapisan ozon dan hingga 6,70% dari total energy global
yang diperlukan.
e. Modul
pendingin yang memanfaatkan proses penguapan memiliki dampak yang berkisar pada
9,18% dari photochemical ozone formation hingga 13,19% dari ionizing radiation
E (interim).
f. Kerangka
luar baja memiliki dampak yang berkisar pada angka 3,81% dari racun yang
menimbulkan efek non kanker pada manusia hingga 10,34% dari racun yang
menimbulkan efek kanker pada manusia.
g.
Kerangka
dalam baja memiliki dampak yang berkisar pada 3,48% dari penipisan lapisan ozon
dan 7,08% dari total energy global yang dibutuhkan.
4.
Interpretasi
Semenjak
pengamatan terhadap proses pendinginan dan proses pemanasan dilakukan tidak
sepanjang satu tahun, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas
dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan perbedaan dari EER selama proses
pengamatan. Pada analisis sensitivitas disiapkan dua scenario, yaitu scenario A
dan scenario B. Skenario A: mempertimbangkan bahwa nilai EER dari proses
pemanasan dan pendinginan ditetapkan pada nilai paling rendah yang dicatat
ketika pengamatan, yakni secara berurutan 22,5 dan 11,8. Skenario B:
mempertimbangkan bahwa nilai EER dari proses pemanasan dan pendinginan
ditetapkan pada nilai paling tinggi yang dicatat ketika pengamatan, yakni
secara berurutan 43,85 dan 15,5. Setelah menentukan dua scenario tersebut, maka
didapatkan hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil dari uji sensitivitas tersebut, maka didapatkan untuk Scenario A pada indikator land use sebesar 1,64% dan pada Scenario B pada indikator yang sama sebanyak -2.21%.
Untuk
kepentingan tujuan dari makalah ini, maka dilakukanlah perbandingan sistem
Freescoo terhadap sistem konvensional. Berikut ini adalah tabel perbandingan
antara Freescoo dengan sistem pendingin yang konvensional.
Berdasarkan
tabel perbandingan antara sistem Freescoo dengan sistem konvensional, maka
dapat diketahui indikator dampak lingkungan yang memiliki nilai lebih tinggi
untuk Freescoo adalah racun yang dapat menimbulkan efek kanker dan efek non
kanker, racun pada air dan pengurangan komponen abiotic. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa fase yang paling berdampak dari Freescoo adalah
fase penggunaannya, maka dapat diketahui bahwa nilai pada masing-masing
indikator tersebut tinggi akibat dari sebagian besar digunakan untuk baterai
solar. Selain itu penggunaan air dari Freescoo jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan penggunaan air secara langsung oleh sistem konvensional. Freescoo
memang cukup banyak menggunakan air untuk secara tak langsung. Sementara sistem
konvensional menggunakan air secara langsung untuk energy listriknya. Berikut
ini merupakan grafik perbandingan penggunaan air untuk Freescoo dan sistem
konvensional.
5.
Kesimpulan
Makalah
ini memiliki focus untuk mengetahui performansi dari compact desiccant evaporative cooling system dibandingkan dengan
sistem pendingin yang konvensional. Freescoo merupakan pendingin yang
diaplikasikan di bangunan residensial dan bangunan kecil dan memiliki sistem photovoltaic thermal pada kondisi
pendinginan energy efficieny ratio nya
mencapai 12,8 dan dapat mencapai angka 50,7 jika pembangkit photovoltaic dipertimbangkan. Untuk
menilai performansi dari sistem yang diajukan dari sudut pandang yang berbeda,
maka LCA dilakukan untuk mendeteksi seluruh fase siklus hidup dari Freescoo.
Hasil yang didapatkan kemudian akan dibandingkan terhadap sistem pendingin yang
konvensional.
Fase
produksi memiliki dominasi di antara fase-fase yang lain. Hal tersebut
dikarenakan fase produksi mencapai angka 95% untuk indikator pengurangan
ketersediaan mineral, pengurangan sumber daya air, racun pada air, pencemaran
air, racun yang menimbulkan efek kanker dan efek non kanker. Sellain itu untuk
fase penggunaan dari Freescoo memiliki dampak sebesar 96% lebih rendah jika
dibandingkan dengan sistem pendingin konvensional selama masa penggunaan.
Sementara untuk penggunaan air, sistem konvensional tiga kali jauh lebih boros
dari Freescoo
Sistem
Freescoo membuktikan keuntungan kompetitif dari sudut pandang penggunaan energy
dan dampak terhadap lingkungan. Akan tetapi, baterai solar pada Freescoo
memiliki peran besar dalam menyumbang racun pada manusia, racun pada air dan
indikator komponen abiotic lainnya. Untuk memperbaiki performansi dari sudut
pandang keseluruhan fase hidup, maka perlu dilakukan untuk mengurangi
penggunaan sistem penyimpanan yang berdampak pada lingkungan.
Langganan:
Postingan (Atom)